Halaman

Senin, 22 Juli 2019

anak emas penguasa nusantara, cikal bakal koruptor jilid II


anak emas penguasa nusantara, cikal bakal koruptor jilid II

Hulu birokrasi nusantara sebagai zona konservasi penyelenggara negara sesuai hasil pilkada serentak dan khususnya pemilu serentak. Pembekalan terselubung cikal bakal koruptor dari unsur parpol berbagai kasta. Khusus kawanan koalisi pro-penguasa, jangan sampai terjegal, terganjal pasal KPK. Pola cegah tangkal menjadi hafalan untuk setiap langkah kepala daerah, wakil rakyat bahkan khususnya petugas partai jilid II.

Rahasia umum, biaya politik dengan tarif progresif  menjadikan cikal bakal korutor kian agresif, atraktif. Ditandai dengan pembagian kursi komisi wakil rakyat. Pemilihan ketua MPR, DPR, DPD 2019-2024. Bursa lelang terbatas, paket jabatan pembantu petugas partai. Terbayang siapa akan dapat bagian berapa. Muncul titik panas di sembarang tempat.

Bagian tengah, konflik internal mencapai klimaks. Pihak yang merasa mensukseskan, menagih janji. Atau merasa tidak diperlakukan adil, karena  jatah yang diterima tak sesuai janji. Waspada modus bajing loncat. Pemodal asing sudah siaga 24 jam di jembatan timbang.

Kejadian perkara di hulu, akan menentukan jalannya periode kedua. Pemerintah sigap dengan juru penyiram ‘karhutla’. Penguasa pasang kuda-kuda dengan model “buaya berkulit cicak”. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar