manusia dan atau orang nusantara pribumi
Indeks
yang menjadi acuan bukti ringan sebagai negara yang berkembang. Bukan hak umum
untuk disebarluaskan. Hanya jadi catatan angan-angan. Bahwasanya membalik
telapak tangan sendiri, tanpa ilmu, sedemikian menguras energi lokal.
Kesemutan, kebas geringgingan atau pola lidah slip.
Rakyat
sedikit lega, walau terpaksa mengulang kesalahan dan dosa harian yang tipikal.
Apa arti lima tahun ke depan. Setelah itu, Indonesia diyakini akan menjadi
pasca berkembang. Efek domino negara multipartai sedemikan nyata sampai ukuran
desa.
Disparitas
harga ayam terjadi di nusantara. Judul yang menarik para pemakan ayam mati atau
penyantap telur ayam utuh. Ayam tak pernah merasakan langsung oposisi harga
ayam. Mau harga mati. Mau kata media asing, betapa ayam lokal nusantara tampak
loyo di depan ayam ras.
Efektivitas,
kemanfaatan ramuan ajaib revolusi mental bareng revolusi karakter bangsa, kian
nyata muncul mental ayam sayur. Ayam petarung yang dikarbit, hanya mengundang
cibiran.
Mental dan
mentalitas berkemajuan adab. Pasal subversif, sabotase, separatis, makar masih
ada praktik yang lebih. Di antara dua kubu yang berseteru. Mereka membuat kubu
sendiri. Main emosi rakyat. Ujaran pertama dengan memancing emosi rakyat yamg
belum pulih.
Disebutkan,
tahun 2024, banyak muncul cikal bakal capres dan cawapres. Nama-nama yang taka
sing dan tak asing lagi dengan rekan jejaknya. Katakan, didominiasi manusia
politik, wong partai sampai jebolan angkatan.
Rakyat diajak
berandai-andai. Bola sudah digulirkan. Gendang dan genderang sudah ditabuh. Pemain
asing tak kalah posisi. Argo biaya politik dengan tarif atau pajak progresif.
Jadi,
nusantara pasca berkembang, melaju meluncur di lajur bebas hambatan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar