efek domino mental nuswantara, bangga masa lalu vs malu
masa depan
Bukan takdir tanah air agraria, maritim serta
multipartai. Nuswantara menjadi pasar bebas. Bukan pasal jual beli. Siapa saja
boleh ambil barang yang ada di hamparan bumi. Kalau perlu keduk, keruk, kuras
kandungan perut bumi. Sedot isi lautan. Babat habis hutan, rimba tak bertuan.
Asap karhutla diekspor bebas ke kamar sebelah.
Tanpa konsep politik yang bedasarkan daya pikir, olah
nalar, model lisan, gaya tindak. Indonesia menjadi acuan negara penemu kiamat
kecil. Aneka kejadian geliat alam, dianggap sebagai konsekuensi logis bahwa
alam tak pernah tidur. Hukum alam jangan dilawan.
Soal hak asasi rakyat, soal nanti-nanti kalau sempat. Tunggu
kesempatan berikutnya. Karena rakyat sudah dewasa, mandiri urus diri sendiri.
Biarkan berjuang, peras keringat di negeri orang sebagai pahlawan devisa.
Penduduk papan bawah, warga negara klas kambing, rakyat
jelata, uneducated people, permanent underclass, masyarakat kurang
beruntung, akar rumput liar terbiasa dengan menu harian wacana politik. Akumulasi mengarah ke
bencana politik berepisode. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar