akar rumput vs
kader janggut
Asas persatuan
Indonesia diangkat dari perikehidupan rakyat papan bawah, akar rumput. Bukan asumsi
historis koalisi parpol pro-penguasa antar pemerintahan. Kian merasa pro-rakyat
pada praktiknya berbanding lurus dengan mempermainkan nasib rakyat. Rakyat yang
mana lagi yang kau khianati.
Sudah pola
hidup sejarah nusantara. Intervensi asing malah menentukan nasib bangsa. Nilai jual,
nilai tukar, harga eceran rata-rata, nilai transfer petugas partai, pemain
politik menjadi daya tarik pemodal multinasional, investor semiglobal untuk
ambil andil dalam urusan tata negara negara yang gemar berkembang.
Politisi
sipil tampak duduk manis di kursi penyelenggara negara. Bebas aktif mengembara
se nusantara. Tak ada ikatan moral, ikatan batin dengan suara rakyat. Rakyat muncul
di permukaan bernegara, langsung libas, babat habis. CCTV sedemikian rinci
memantau aspirasi, inspirasi rakyat.
Pusat himpunan,
kumpulan rakyat di mana pun, kapan pun, menjadi obyek siap gebuk. Pergerakan,
perpindahan, mobilisasi massa wajib dicurigai seutuhnya. Rekam jejak, prestasi,
kinerja “pengayom masyarakat” ditentukan seberapa banyak rakyat terjerat. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar