nuswantara darurat moral politik, wakil rakyat = wakil
penguasa
Jangan dibandingkan dengan modus politik Golkar, sigap
menjadi kendaraan politik penguasa tunggal Orde Baru. Jangan ditandingkan
dengan praktik demokrasi negara paling bersahabat dengan RI.
Minimal sandingkan
dengan negara entah berantah yang masih mempunyai moral politik. Tak usah
jauh-jauh ke negara maju yang malah lebih parah. Kalah jam terbang.
Agak menggelikan judul memakai frasa ‘darurat moral
politik’. Negara multipartai menjadikan manusia politik setengah manusia. Jangan menilai sistem politik dengan kacamata
moral. Ora nyambung barblas. Kendati masih terjadi anak cucu ideologs.
Sehingga nasib paham ‘nasakom’ tidak serta merta sirna dari nuswantara. Masih
ada pihak pelestari, pelanjut. Menjadi gerbong penampung. Tidak ada makan siang
gratis.
Lawan politik memang wajib dilibas tuntas. Demikian
semboyan penguasa periode II. Biaya politik bebasis tariff progresif, diimbangi
gaya agresif, agitatif, provokatif. Nilai tukar ulama nusantara dengan imbalan
kursi pembantu petugas partai, kian masif. Pratanda. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar