Halaman

Senin, 15 Juli 2019

panutan mbokdé mukiyo, dudu nunutan


panutan mbokdé mukiyo, dudu nunutan

Sebagai makhluk sosial dengan aneka lapisan sosial. Menjadikan anak bangsa pribumi serba saling. Ada-ada saja, baru merasa sebagai manusia jika ada yang menyapa. Ada yang merasa punya setumpuk wibawa jika ada yang main puja-puji. Tanpa diminta ada yang menyanjung. Disertai takzim sambil tunduk kepala.

Interaksi sosial memakai format politik, tampak watak asli pihak yang terlibat. Rakyat tak kenal kamus dan bahasa politik. Merasa menjadi semua bak hafalan. Bukan keluar dari produk diri sendiri. Hasil olahan lokal, berkat daya batin. Rasa hormat sesuai tata krama, norma kehidupan bangsa timur.

AD dan ART produk lokal, muatan semiglobal tampak di wajah petugas partai sampai relawan, begundal, bolodupak, tukang kepruk. Beringas ganas agar tampak loyal di mata oknum pimpinan atau pemilik perusahaan politik. Modal dengkul, wajib berwajah seram. Perimbangan isi dengan karoseri.

Jika ada pihak ketiga yang muncul di pilpres 2019. Pembiaran agar pihak yang berkuasa kian menanjak. Banyak pihak merasa telah berbuat banyak. Modal tetesan keringat pertama sudah merasa layak mendapat imbalan pangkat, status pejabat. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar