Halaman

Minggu, 14 Juli 2019

kembalinya ulama nusantara


kembalinya ulama nusantara

Ulama tak lekang oleh zaman. Tak tergoda rayuan nikmat dunia, kecuali buaian, bagi-bagi  kuasa politik. Kendati di kandangnya menjadi pemain utama. Kolaborasi politik, tidak serta merta menjadi. Pelengkap penderita. Nilai jual alias elektabilitas, popularitas diharapkan. Itu saja.

Jangan lupa. Semua bisa semu atau sebatas promosi. Kontrak politik menjadi pasal awal bencana politik. Pengalaman satu periode main politik, bukan jaminan. Kawanan separtai, pasti lebih agresif. Sudah tahu diri untuk mematut diri, memposisikan diri. Tahu kursi apa yang layak, pantas buat pantat yang tak pernah penat.

Biaya politik progresif kian menguras kantong. Mengantongi nama bakal calon pembantu presiden sebagai bukti lelang jabatan. Bukan setor uoeti. Tapi siapa yang berani menanggung utang sesuai spesifikasi yang ditawarkan.

Tinggal lihat seberapa harga ulama nusantara dibandingkan dengan jatah kursi pembantu presiden. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar