Asu rebutan
kursi di atas bangkai demokrasi nuswantara
Tak ada kaitan dengan fakta bahwa kekeringan
melanda daerah yang bernama kabupaten. Dinamakan
kebupaten dan berlaku nasional, karena masih terasa kehidupan sebagai negara
agraris, maritim dan multipartai. Termasuk kemungkinan mempunyai agenda ‘karhutla’.
Efek domino tol laut menjadikan kebijakan
pemerintah sejak 11 Juli 2019 menerapkan penurunan harga tiket maskapai
berbiaya atau low cost carrier (LCC) sebesar 50% dari tarif batas atas (TBA). Hanya
saja, pihak maskapai baru akan menerapkan kebijakan tersebut pada Rabu (24/7).
Ujaran tertulis Republika, Selasa 23 Juli 2019.
Lain lagu dengan
ikhwal bahwasanya Jakgung: “Hukum
Pengaruhi Investasi”. Kian membuktikan hukum buatan manusia memang menunjukkan
jati diri. Kabupaten yang berlangganan musim kering, mampu mengeluarkan aneka
peraturan ramah air di musim hujan. Sebagai lokasi hulu atau mata air sungai,
hutan milik negara membuat sadar dan bijak akan kemurahan alam.
Berkat promosi
investasi asing, yang mana dimana Indonesia ramah investor. Kemurahan alam
dijual murah kepada pihak lain yang berkepentingan buat negaranya. Minimal pasal
ganti untung dari pengusaha lokal sampai manusia ekonomi multinasional.
Menghadapi investor makro,
negara ini dikapling-kapling mulai dari pinggiran. Pulau terkecil, terluar,
terdepan bisa mendirikan negara kecil. Geopolitik kian menunjukkan merahnya
merah. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar