Halaman

Rabu, 31 Juli 2019

igauan malam plus bahasa tubuh, aplusan jin penunggu

igauan malam plus bahasa tubuh, aplusan jin penunggu

Kendati tata cara peradaban jelang lelap malam sudah dipenuhi secara adat. Masih saja ada anak bangsa pribumi nusantara yang susah pejamkan mata. Tapi di siang hari, rasanya mata cepat berat seimbang. Setara antara mata kanan dengan mata kiri.

Bunga tidur bisa diformat sebelum naik peraduan. Sesuai hari, alternatif dan cadangan atau rekam jejak hari ini. Memperbaiki diri pulih diri dengan istirahat malam. Tak kurang yang tak bisa bau bantal. Begitu badan rebah, langsung argo politik berdetak. Lebih laju ketimbang degup jantung.

Banyak yang tak ikhlas dengan kejadian yang terjadi sejak bangun pagi. Ada saja yang menambah pikiran. Walau saat sibuk, sang pikiran jarang diajak main. Spontanitas. Kehidupan berjalan seperti biasanya. Normal-normal saja. Pakai asas kondisi business as usual’ dalam arti tanpa perubahan apapun.

Makanya, atau sebelum di akhiri. Merasa bersih diri. Tanpa ganti busana, langsung pulas. Atau dengan ritual tertentu, baru bisa mendusin. Kalau sudah begini, ada saja kelakuan diri yang tampak, tampil malah saat ‘tidak sadar diri’. Bebas hukum Allah swt.

Mana yang lelap dengan hati tertambat pada ridho-Nya dan sisanya. Bukan angan-angan untuk besok hari mau apa. Perasaan yakin diri selama imdra mata libur. Tak akan ada gangguan dari pihak manapun. Semua terkoordinasi. Semua peluang, celah untuk masuk sudah terjaga.

Namanya manusia. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar