Halaman

Selasa, 18 Desember 2018

sabar, ojo kemrungsung, Indonesia lagi nglungsungi

sabar, ojo kemrungsung, Indonesia lagi nglungsungi

Lambat tapi selamat. Tanpa ruwat, tiada rawat, bangsa ini sedang dalam kondisi métamorfosis. Tak tepat. Alih bentuk, rupa, wajah. Raut profil masih berkarakter Nusantara. Gaya beralih kecina-chinaan. Efek domino revolusi mental menjadikan bangsa ini wajib ganti kulit. Bukan tambal sulam.

Tebal muka, muka badak, muka tembok, rai gedhég menjadi topeng politik. Tak ada istilah diet politik. Stok untuk generasi masa depan sudah amblas di 2014-2019. Peta politik, politik dinasti sampai barter politik menjadikan pengap di negeri sendiri. Jual janji, obral rayuan sudah tak mempan. Uang muka nyaris lunas, tak ada yang melirik.

Pesta demokrasi bukan untuk ajang mencari bakat. Menjadi adu bakat gaya bebas. Tak ada batasan usia dan gender. Pemain lama tak diunggulkan. Semua mempunyai hak dan nasib. Komitmen pihak yang berwajib, berkepentingan untuk menjadikan cikal bakal manusia politik berkemajuan adab dan progresif.  

Walhasil, kawanan manusia politik Nusantara berasaskan: iso mlaku bareng nanging ora iso baris. Bahkan ketua umum mengelola industri politik, usaha keluarga dengan modal setengah hati. Ikhlas tak ikhlas. Untungnya sudah diambil di depan. Sisa yang diperebutkan.

Niat luhur, motif utama, ambisi besar untuk menjadikan partai politiknya sebagai unggulan, serahkan kepada ahlinya. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar