penguasa berlagak pilon vs loyalis pamér bloon
Tahun politik 2019 menjadi tolok
ukur persatuan dan keutuhan Nusantara. Tahap akhir periode 2014-2019. Sensitivitas
penguasa kian tak karuan daya gubrisnya. Éfék domino éra mégatéga, rakyat
dianggap dapat difokuskan ke sigap bela penguasa. Aneka modus tipu-tipu dibalut
propaganda berklas untuk menyepuh prestasi semu.
Rakyat yang sadar politiknya lama,
daya dongnya di bawah rata-rata zonasi, mikir belakangan, begitu gagahnya. Dengan
alat berbasis jasa TIK, merasa menjadi bagian penting dari orang penting. Modal
otak di ujung jari, mampu jelajah menembus batas waktu dan ruang.
Penguasa merasa tenang, bisa main
bebas di segala lini. Menjalankan skenario tanpa ragu. Tak ada yang merecoki. Elit
parpol koalisi pendukung penguasa, sudah dijatah. Rakyat sibuk konflik
horizontal. Peduli amat. Ini itu yang diharapkan. Media massa, sami mawon. Sudah jelas volume perut.
Rakyat yang tak makan bangku
sekolah atau rakyat yang buta politik. Tetap berkiprah sesuai jalurnya. Menikmati
garam dapur rasa keringat petani tambak global. Tanah air dikapling-kapling. Tidak
hanya bursa peta politik. Siapa (saja) pemilik saham NKRI. Jangan-jangan cuma menang
1 lembar saham. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar