Halaman

Selasa, 11 Desember 2018

rakyat kritis, penguasa kian laju berkacamata kuda


rakyat kritis, penguasa kian laju berkacamata kuda

Asas timbal balik, interaksi saling membutuhkan terkontaminasi gaya jaga jarak. Juga tidak. Kian manusia politik tampak sukses karir, disfungsi ideologi kian masif. Terjadi disrupsi sejak dini. Belum melaju sudah terjegal pasal. Atau belum terdaftar sudah non-job.

Model di atas, menjadi ciri partai politik kapanpun. Semakin berpengalaman ikut pesta demokrasi, menjadi penyumbang terbesar dimaksud. Multipartai bukti nyata bahwa daya ideologi sebatas rebut dan rebut kuasa. Lengkapnya berhala reformasi 3K (kaya, kuat, kuasa).

Peta politik nasional bergaya dinamis. Mengacu hasil survei praktik segmen jaminan berupa kebebasan berpikir, beragama, dan berkeyakinan.

Faktanya. Kehadiran negara di tengah masyarakat sangat ditentukan oleh seberapa jauh keadilan ditegakkan dan perlindungan diberikan bagi yang berhak menerima.

Faktanya. Selain untuk membuktikan bahwa Negara hadir, penegakan hukum terhadap korupsi juga dimaksudkan untuk mengembalikan uang negara yang dikorupsi.

Faktanya. Pemerintah menggunakan pendekatan soft approach dalam program pencegahan dan deradikalisasi. Namun, program penindakan dilakukan dengan pendekatan hard approach dengan tetap tunduk pada peraturan yang berlaku dan prinsip kehati-hatian.

Faktanya. Melalui pembangunan pertahanan negara trimatra terpadu serta pembentukan kader bela negara, secara bertahap negara hadir untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman bagi seluruh warga negara.

Faktanya. Letak yang strategis, laut yang luas dan potensi ekonominya yang tinggi merupakan alasan atau daya tawar yang kuat bagi Indonesia untuk mengambil peran kepemimpinan dalam diplomasi internasional.

Faktanya. Tidak hanya meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi, Pemerintah secara konsisten membuka kanal pengaduan publik yang terkelola dengan baik.

Faktanya. Menghadapi berbagai tantangan kemerosotan nilai moral, hilangnya identitas keindonesiaan dan sikap intoleran serta ketidaksiapan menghadapi persaingan global, Pemerintah mengandalkan intervensi berbagai program pendidikan dan budaya.

Faktanya. Menjadi bangsa yang tidak kehilangan jati diri, karena mampu menjaga nilai luhur budaya dan menyerap perkembangan yang terjadi di sekitarnya.

Faktanya. Mendorong peran aktif pemerintah kabupaten dan kota untuk melaksanakan tanggung jawab hak asasi manusia. Dari tingkat pusat hingga daerah, Pemerintah terus berupaya memperbaiki diri dengan meningkatkan tata kelola, transparansi, dan kinerja birokrasi.

Sumber “Faktanya” dari Laporan 3 Tahun Pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar