Halaman

Senin, 03 Desember 2018

loyalis penguasa, pamér bégo vs pamér égo


loyalis penguasa, pamér bégo vs pamér égo

Tak perlu pakai sampel, contoh, bukti karena lebih banyak fakta nyata di tempat kejadian perkara yang belum diputus. Kebutuhan dasar manusia akan rasa bangga diri, perlu dukungan orang lain, lingkungan. Perlu sarana penyaluran.

Orang stres akibat tidak mampu membanggakan diri, membanggakan orang lain atau sebaliknya tidak ada pihak lain yang membanggakan dirinya. Terlihat konyol, acap berperilaku aneh dan tidak menyadari bahwa dirinya sedang pamer kurang diri. Sebab karena pengaruh hormon.

Manusia dianjurkan untuk bisa menjaga kesehatan jiwanya, mengendalikan ketenangan jiwanya. Hindarkan diri dari penyebab stres yang atraktif. Atur aturan main main bangga, diharapkan akan muncul perilaku yang normal. Sifat kehidupan berupa rasa bangga mengalami pertumbuhan dan pembiakan, metabolisme, dan daya gerak

Tersarankan, metabolisme tubuh berperan aktif, masif, eksklusif mewujudkan ulahlaku seseorang. Anak bangsa pribumi lokal, kaum bumiputera yang memiliki pola makan sehat dan menyehatkan, maka metabolisme tubuhnya siap siaga sigap. Orientasi diri mampu berfikir lebih berwawasan dan memiliki daya cerdas otak di atas orang yang kekurangan gizi. Runyamnya, efek domino over dosis energi politik menjadikan ybs malah merasa gagah bernasionalisme sejati.

Ulah tindak akibat kinerja otak. Ketika manusia memasuki sesuatu berhubungan atau menyentuh sisi psikologisnya, otaknya bersegera secara reflek beranalisa fikir. Mencari jawaban, bukan penyebab. Menjadikan pola pikir ini sebagai pertimbangan dalam menentukan langkah aman. Sehingga muncul aneka tindakan manusia, spontan atau terencana.  Ikhwal ini dalam kendali otak manusia.

Akibat nyata terdeteksi aroma irama syahwat politik di babak akhir periode 2014-2019 (baca: babak akhir presiden ketujuh RI) kian sakratul maut. Apalagi yang mau dibanggakan, dipamerkan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar