éféktivitas koalisi, mafia bola vs mafia kursi
Pasang surut ketahanan emosi
rakyat, masyarakat sipil terkait erat dengan bursa saham politik. Khazanah kemafiaan
Nusantara kian bebas dinamis. Adab berkemajuan, kemajuan peradaban tak serta
merta diikuti kepastian hukum. Produk hukum untuk menjawab tuntutan dan
tantangan zaman.
Perbedaan kebijakan (dispute
policy) dalam penentuan sistem bagi hasil. Sampai recek terakhur jangan
sampai tak sampai. Kucur keringat loyalis lunasi sebelum kering atau sadar
diri. Begitu sadar langsung tertawa. Seperti mimpi buruk rupa, kamar sebelah
digrebek.
Perubahan berkemajuan terasa nyata
pada rasa nasionalisme, patriotisme. Borok tahunan tetap setia. Turunan dari
sistem bagi hasil dimaksud di atas. Aneka norma tak mampu mengendalikan laju
serakah duniawi. Aturan main diterjemahbebaskan menjadi mengatur permainan.
Siap menjadi apa. Ini kapling industri
politik. Siapa dapat apa. Ini bidang syahwat politik. Siapa diapakan. Jelas modus
dendam politik. Siapa harus dikemanakan. Tumpas karakter sebelum tunas.
Tahu sama tahu. Suka sama suka. Sudah
dianggap usang, uzur, terbelakang. “pemenang mengambil semua” (the winner takes all), pedoman tak tertulis,
solusi jitu.
Memang ada skenario BaU. Skenario BaU (Business as Usual) utawa tanpa
perubahan apapun. Mengasumsikan bahwa tidak ada intervensi kebijakan apapun. Karena
sejak dini penguasa sudah menyiapkan perangkat kebijakan yang akan memperlancar
skenario politiknya. Penggunaan bahan bakar negara saat ini akan terus
berlanjut sepanjang masih tersedia cadangannya. Pemerintah memang sudah
menyiapkan SDM dengan asas taat, patuh, setia, loyalnya total jenderal.
Agar terlihat cerdas, maka ada skenario
fair yaitu katanya menggunakan daya mansiri dan kemampuan sendiri. Serta siap
dengan skenario ambisius yaitu cuma melanjutkan tradisi. Inipun kalau mendapat dukungan
Internasional.
Skenario untung-untungan, adalah
memang bangsa dan rakyat, khususnya wong cilik masih melihat jasa Bung Karno.
Yang mendapat warisan, tanpa modal keringat. Itulah inilah éra mégatéga.
In sya Allah, dengan ridho-Nya
semoga tahun politik 2019 atau akhir periode 2014-2019 tidak terjadi super
mégatéga maupun multi mégatéga. Soal masih tersisa kuota pagar makan tanaman, rumput
tetangga tampak lebih ranjum, bernas dan bebas jamah. Utawa biro jasa keamanan
dan pengatur laju kendaraan politik, kian menjadi biang segala biang. Masih
dalam batas wajar.
Tinggal doa rakyat yang tak bisa
dikebiri. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar