daur ulang utang mbokdé mukiyo, dudu saur ilang
Adalah. Pengelolaan keuangan negara dilakukan
berhati-hati. Defisit APBN dijaga di bawah 3% dari PDB. Utang Pemerintah
dikelola untuk mendukung pembangunan program-program prioritas dan sektor
produktif. Bersama otoritas moneter, Pemerintah mengambil langkah-langkah strategis
terutama dalam menjaga nilai tukar rupiah dan mengatasi defisit neraca
transaksi berjalan.
Cadangan devisa cukup membiayai impor dan pembayaran
utang luar negeri Pemerintah selama 6,3 bulan atau 2 kali lipat di atas standar
internasional.
Pemerintah mengelola utang dengan sangat hati-hati,
dialokasikan untuk mendukung peningkatan belanja produktif. Rasio utang
terhadap PDB dijaga di bawah batas psikologis 30% PDB, dan berada jauh di bawah
amanat Undang-undang Keuangan Negara maksimal sebesar 60% PDB.
Profil utang Pemerintah Pusat didominasi oleh SBN dalam
Denominasi Rupiah (52,44%).
Produktivitas jadi faktor penentu bagi pertumbuhan ekonomi
dan kualitas hidup masyarakat dalam jangka panjang. Peningkatan produktivitas menunjukkan
perbaikan efisiensi penggunaan sumber daya. Efisiensi yang tinggi berdampak pada
skala ekonomi yang lebih besar dan optimal.
Peningkatan produktivitas ditentukan tiga faktor
kunci: kualitas sumber daya manusia, modal, dan level teknologi. Ketiganya harus
didukung dengan infrastruktur dan kebijakan baik. Produktivitas di level
nasional sangat tergantung pada komponen-komponen di level mikro.
SIMPUL SARAN
Narasi di atas bukan karya olahkata saya. Utuhnya ada di “Laporan 4 Tahun Pemerinrahan Joko Widodo –
Jusuf Kalla”. Tiga faktor kunci di alenia terakhir atau keenam, lihat modus
pengguna aktif media sosial. Tak layak dibeberkan faktanya di kapling ini. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar