Halaman

Jumat, 28 Desember 2018

daya juang rakyat, berkah bagi bangsa


daya juang rakyat, berkah bagi bangsa

Sebutan, predikat rakyat di benak manusia politik pada kulminasi tertentu akan menjadi stigma. Secara konstitusional disebut sebagai masyarakat kurang beruntung. Terkait hak politik, konotasinya adalah uneducated people. Gelaran citra pembangunan nasional, rakyat mendapat gelar sebagai permanent underclass.

Sekali rakyat tetap rakyat! Tema sensasi politik pro-rakyat menjadi menu penghibur diri. Kian rakyat terbohongi dengan ujaran, propaganda berbasis untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa (cuplikan Preambule UUD NRI 1945). Hanya wakil partai di dewan, kepala daerah dari unsur partai sampai petugas partai yang memenuhi pasal Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin.

Rutinitas kehidupan harian rakyat yang menganut asas ekonomi harian. Kerja seharian untuk bisa makan sekali sehari. Jangankan berpikir makar. Adu mulut dengan tetangga saja terasa tabu. Apalagi boro-boro mendirikan partai politik. Mendirikan jemuran rubuh saja perlu bantuan asing alias tetangga terdekat.

Daya batin rakyat yang sarat rasa ikhlas diri. Bebas ambisi dunia. Sepi ing pamrih, ramé ing gawé.

Kinerja rakyat manalagi yang akan kau nistakan . . . .  [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar