daya juang rakyat, berkah bagi bangsa
Sebutan, predikat rakyat di benak manusia politik pada kulminasi tertentu
akan menjadi stigma. Secara konstitusional disebut sebagai masyarakat kurang
beruntung. Terkait hak politik, konotasinya adalah uneducated people. Gelaran
citra pembangunan nasional, rakyat mendapat gelar sebagai permanent
underclass.
Sekali rakyat tetap rakyat! Tema sensasi politik pro-rakyat menjadi menu
penghibur diri. Kian rakyat terbohongi dengan ujaran, propaganda berbasis untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa (cuplikan Preambule UUD NRI
1945). Hanya wakil partai di dewan, kepala daerah dari unsur partai sampai
petugas partai yang memenuhi pasal Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
dan batin.
Rutinitas kehidupan harian rakyat yang menganut asas ekonomi harian. Kerja seharian
untuk bisa makan sekali sehari. Jangankan berpikir makar. Adu mulut dengan
tetangga saja terasa tabu. Apalagi boro-boro mendirikan partai politik. Mendirikan jemuran rubuh saja
perlu bantuan asing alias tetangga terdekat.
Daya batin rakyat yang sarat rasa ikhlas diri. Bebas ambisi dunia. Sepi ing pamrih, ramé ing gawé.
Kinerja rakyat manalagi yang akan kau nistakan . . . . [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar