Halaman

Rabu, 05 Desember 2018

bijak bertindak HARAP



bijak bertindak HARAP

Mengacu, merujuk. menyimak wahyu Allah SWT kepada Rasulullah SAW, termaktub di (QS Fushshilat [41]  : ayat 49): “Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.”

Al-qur’an lebih banyak menggunakan kata, lema ‘asa’ dibanding kata, lema ‘harap’. Kehidupan manusia tak luput dari rasa harap-harap cemas. Rasa cemas seolah hanya muncul saat mengelola urusan dunia. Tidak dengan saat bergulat dengan urusan akhirat.

Begitu juga dan memang begitulah muncul keadaan berbasis harap. Kehatian-hatian menggunakan kata dasar ‘harap’ karena jika terjadi sebaliknya, dieja, dibaca dari kanan menjadi ‘parah’. Bahasa saja sudah menjelaskan. Ada baiknya kta coba menyibaknya. Dengan catatan hanya kepada-Nya kita berharap.

Pertama. Jangan berharap. Berharap sah-sah saja. Ibarat proses. Jangan berlebih atau mengharapkan. Mengharapkan sebagai kalimat aktif, justru pelakunya bersifat pasif. Khususnya pada hubungan antar umat manusia. Interaksi sosial, ikatan emosi, ikatan moral, hubungan keluarga dan kekerabatan, kontrak politik tetap bukan jaminan untuk mengharapkan kebaikan dari orang lain.

Kedua. Jangan memberi harapan. Terlebih melalui janji. Kendati untuk menambah semangat ke anak. Atau untuk meyakinkan calon pasangan hidup. Lebih mulia kalau menghidupkan harapan. Selalu menyertakan Allah swt dalam setiap tahapan proses. Pemberi harapan yang harapan tinggal harapan. Mendahulukan kepentingan umum, memberi peluang agar orang lain lebih.

Ketiga. Jangan memutuskan harapan orang lain. Sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan. Eksistensi kita sebagaimana pun kecilnya, akan menentukan keseimbangan. Acap telinga kita menangkap radar suara senyap minta tolong, butuh bantuan. Frekuensi tertentu menjadi permohonan. Melatih peka diri dan sigap menjadi bagian dari orang lain. Penuhi hak orang lain dan hak kita tak akan berkurang.

 Demikian harap saya agar pemirsa tetap konsisten dengan harap diri. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar