Halaman

Kamis, 27 Desember 2018

kawanan pendérék penguasa vs rakyat bersama rakyat


kawanan pendérék penguasa vs rakyat bersama rakyat

Bisa-bisa saja kalau membaca fakta tsunami selat Sunda, Sabtu 22 Desember 2018, malam. Terbersit, terbetik fakta simbolis. Antara ‘tanah dan air’-ku Indonesia adu kuat. Tumpukan material bumi, tanah bak terjun bebas seluas 64 ha, ke laut. Menambah duka bangsa dan negara di akhir tahun politik 2018.

Boleh-boleh saja, alam ikut bericara langsung. Tidak sekedar sebagai saksi bisu. Anak gunung Krakatau, namanya anak. Dianggap kesaksiannya akan meringankan pihak tertentu. Juga tidak. Alam menterjemahkan bahasa langit. Sinyal sudah diberikan.

Ada-ada saja, ketika anak bangsa pribumi selalu siap, siaga, sigap, sedia tarung bebas di panggung politik. Wasit atau hasil survei berbayar, bukan pengatur skor. Jalan cerita bisa direkayasa sejak dini. Dimanipulasi secara konstitusional. Kian biaya politik tinggi, kian adonan diacak-acak agar jelas warna merahnya.

Wajar, manusiawi, masuk hitungan bahasa manusia, sesuai ukuran lingkar perut dan lebar mulut, dan tak perlu diperdebatkan.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar