Halaman

Minggu, 16 Desember 2018

lengking akhir periode kian nyaring


lengking akhir periode kian nyaring

Hukum keseimbangan alam melaju dinamis. Pasal reformasi bergulir dari puncaknya, 21 Mei 1998. Kran demokrasi mengucur deras bak kuda liar bebas dari pingitan Orde Baru. Negara multipartai berdampak serba multi. Akahkah periode 2014-2019 menjadi titik balik atau titik retak bangsa.

Mengapa orang dan atau manusia Indonesia memilih jalur politik. Partai politik sebagai kendaraan. Terbayang, terangan-angan dan format politik reformasi adalah cara sederhana merebut, mempertahankan, merebut kembali kekuasaan secara konstitusional.

Presiden ketiga RI yang secara konstitusi sebagai pelanjut presiden kedua RI sampai akhir periode. Berkat ahli politik, pemilu yang sesuai jadwal tahun 2002 dipercepat menjadi 1999. Hasilnya, presiden keempat RI, diangkat dan sekaligus digusur oleh MPR RI. Wapres kedelapan RI, otomatis menjadi presiden kelima RI di sisa periode 1999-2004.

Akar rumput sarat peradaban. Asal muasal, lumbung pemasok sila-sila Pancasila. Tata krama, adap asor, sopan santun, tepo sliro, unggah-ungguh menjadi menu harian. Nilai kearifan lokal dan kecerdasan lokal menjadi modal utama. Tanpa pamrih dan tak ada unsur curiga.

Tiap lima tahun sekali menjadi obyek partai politik. Dilakoni dengan ikhlas. Kewajiban sebagai anak bangsa pribumi yang bebas berpikir negatif. Agaknya rakyat negara agraris akrab dengan tlétong kebo ketimbang olok-olok politik.

Kamus politik Nusantara, pecundang gampang meradang.
Kamus politik Nusantara, tindak loyalis penguasa ahli menistakan diri sendiri

Bentuk cerdas ideologi anak bangsa pribumi tulen adalah berorientasi kepada orang. Anak bangsa pribumi, putra-putri asli daerah, kaum bumiputera yang jiwa ideologinya hanya sebatas perut, sudah tinggal serba turut, katut. Kepada tuah serapah oknum ketua umum. Hak prerogatif ketua umum sebuah partai politik mampu menentukan nasib penganutnya. Siap dijadikan apa saja. Termasuk menjadi petugas partai dengan jabatan presiden.

Akumulasi doa rakyat menjadi pondasi moral dan mental bangsa, mengetuk pintu langit. Bukan datang mengalir dari pucuk pimpinan bangsa dan negara. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar