Halaman

Senin, 31 Desember 2018

bernafas pun, kalau tidak dengan ridho-Nya


bernafas pun, kalau tidak dengan ridho-Nya

Keadaan manusia di saat sakaratul maut. Sebagai gambaran eksistensi nafas. ‘menghembuskan nafas selama-lamanya’ menandakan ybs telah meninggal dunia. Meninggalkan dunia menuju tujuan akhir setelah kenyang melepas dagaha di dunia.

Jangan sampai melantur, sangat menarik bahwasanya soal ‘nafas’ hanya dua kali tersurat di Al-Qur’an. Salah satunya yang mengusik tabiat awamku adalah penjelasan di (QS Al Qiyaamah [75] : 26):  Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke kerongkongan,”

Masih ingat di PPPK ada pernafasan buatan, nafas bantuan. seseorang telah meninggal dunia perlu SK dari dokter. Secara medis, klinis ada pengertian bahwa ybs sudah tak bernyawa.

Apa hubungan antara nafas dengan nyawa. Mengingat ilmu saya terbatas, oleh karena itu saya ajak pembaca cari tahu. Agar tak semakin keblusuk.

Wajib kembali ke Al-Qur’an. Simak dengan seksama penjelasan di (QS Al Waaqi'ah [56] : 83):  Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan,”.

Penjelasan kebahasaan, Al Waaqi'ah = Al Qiyaamah atau Hari Kiamat.

Apa kaitannya dengan diri kita.  Simple dan sederhana. Sebelum lupa. Pasien dipasang pipa terhubung dengan tabung oksigen. Membantu kinerja hidung pada tugas dan fungsi utamanya.

Pengalaman penulis yang bersyukur dengan penyakit asma. Saat kambuh, sesak nafas. Tarik nafas tidak bisa sampai penuh, panjang. Detak jantung menjadi abnormal. Pelan santai detaknya. Jangan langsung curiga, terkadang asam lambung ikut andil.

Usi dan atau umur bonus, melampaui batas umur Rasulullulah saw. Secara jasmani, fisik, ragawi kulakukan kebijakan pribadi. Selain ada kegiatan fisik untuk ibadah dan laku amaliah. Jalan cepat, senam ringan, olah nafas dan push-up tangan mengenal menjadi menu harian.

Saat tidur malam, jiwa dalam genggaman-Nya. Sigap dengan ketetapan-Nya. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar