Halaman

Senin, 10 Desember 2018

(me)raut wajah Nusantara tanpa operasi plastik


(me)raut wajah Nusantara tanpa operasi plastik

Sepeduli-pedulinya pemerintah menangkap peluang  nasib rakyat, cuma satu yang lolos, yaitu limbah sampah plastik rumah tangga. E-tilang serta kebijakan sampah ganjil genap tak mampu mencegah arus keluar sampah rumah tangga. Di pihak lain, semangat menghidupkan wisata bahari dan kemanfaatan tol laut menjadi pasal sampah bebas masuk ke laut.

Seperti sudah diduga sebelum kejadian perkara. Generasi medsos yang lambat dewasa vs  cepat matang luar vs malas gedhé bukan bukti utama. Masih ada yang lebih bernas, tajir.

Rambut sama hitam, bukan jaminan daya guna kepala sama. Warna rambut sesuai laju adab zaman, menjadi berwarna-warni. Mewakili watak dan otak manusia. Keanekaragaman gizi mampu mengubah daya pikir, olah logika, tata nalar. Informasi di pasar bebas merangsang harga diri.

Siapa mengenggam informasi dari sumbernya. Bak kilat datang duluan ketimbang suara guntur, petir, geledek, halilintar. Keahlian ujung jari tangan anak bangsa pribumi tulen, melampaui zamannya. Bukan sekedar ahli berbahasa. Bahkan menampilkan diri, polesan wajah sesuai asumsi sejarah.

Tepatnya, simak ikhwal penciptaan manusia dan penguasaannya di bumi, tersurat di (QS Al Baqarah [2]  : ayat 30): “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Apa hendak dikata, akhirnya manusia mampu merusak dirinya sendiri. Memperbagus format luar agak tampak bergengsi, berklas, bermartabat, berwibawa sekaligus menambah nilai tukar diri. Saling menumpahkan darah. Saling berbunuh karakter.

Itulah Nusantara . . . wajah lokal, ideologi global. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar