Halaman

Jumat, 21 Desember 2018

merahnya Sang Merah Putih kian kentara membara


merahnya Sang Merah Putih kian kentara membara

Bukan hafalan atau syarat lulus ujian. Makna warna merah dan putih pada bendera kita. Simbolisasi mawar merah, mawar putih. Aktualisasi urusan dapur, bawang merah, bawang putih. Masuk pasal politik kian menjadi menjadi-jadi. Masih terjadi dan enak dilacak.

Penjelasan Pasal 4 Ayat (1) UU 24/2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan, yaitu :

Yang dimaksud dengan “warna merah” adalah warna merah jernih yang secara digital mempunyai kadar MHB (Merah Hijau Biru) atau RGB (Red Green Blue): merah 255, hijau 0, dan biru 0. Warna merah telah lama dikenal dalam mitologi, kesusasteraan, dan sejarah Nusantara. Warna ini melambangkan keberanian.

Yang dimaksud dengan “warna putih” adalah warna putih tanpa gradasi secara digital mempunyai kadar MHB: merah 255, hijau 255, dan biru 255. Warna putih telah lama dikenal dalam mitologi, kesusasteraan, dan sejarah Nusantara. Warna ini melambangkan kesucian.

Perlu kita simak pada:
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1.     Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bendera Negara adalah Sang Merah Putih.

Merah gula kelapa dan putih kelapa. Tak ada yang tak termanfaatkan dari pohon kelapa. Filosofis, filsafati pohon kelapa mampu menyedot perenungan akademisi. Tunas kelapa lambang Pramuka.

Praktik sejarah bangsa, bahwa tunas bangsa mempunyai lambang: kursi, pundi-pundi, dan simbol yang menandakan otot kuat, balung wesii, digdaya, pilih tanding dan sejenisnya.

Kesempatan terakhir adalah selama burung Garuda Pancasila masih menengok ke kanan. Bukan pratanda aliran kanan, golongan kanan, sayap kanan. Atau salam akhir sholat diawali ucap salam sambil tengok ke kanan. Lanjut toleh ke depan dan putar tengok ke kiri.

Bahwasanya panggung, industri, syahwat politik Nusantara masih berorientasi ke berhala reformasi 3K (kaya, kuat, kuasa). Serakah politk vs politik serakah masih menarik minat semua kasta manusia politik.

Ramah investor politik untuk mendukung daya dukung dan umur teknis partai politik lokal. Satuan tugas perkuatan komponen global pada partai politik perusahaan keluarga. Politik dinasti untuk skala provinsi maupun kota/kabupaten, mengandalkan pemain lokal. Pengusaha multinasional tanpa diminta pasti akan berkontribusi menerus.

Skala nasional, mengandalkan ketahanan dan kemandirian nasional, bisa-bisa bisa layu sebelum payu. Ludes sebelum apes. Garing sebelum kering. Gosong sebelum kobong. Didongkrak sebagai orang baik-baik yang dibuktikan pendapat para ahli, nara sumber atau sumber info terpercaya, terdepan, tersegera.

Negara besar, terbanyak populasinya, sebagai negara paling bersahabat. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar