Halaman

Minggu, 02 Desember 2018

harapan bangsa Bung!, bukan sarapan mangsa


harapan bangsa Bung!, bukan sarapan mangsa

Syahwat politik Nusantara di ambang bawah reformasi kian terdegradasi akibat pemanfaatan internet melampaui kapasitas si penggguna aktif. Manfaat nyata yang menguntungkan perusahaan politik adalah interaksi sosial menjadi praktis. Aneka janji kampanye tak perlu transaksi tunai.

Generasi medsos sebagai pemilih pemula pada pemilu pertama di era reformasi, 1999, sudah semakin melek politik. Beda nasib dengan pemilih pemula pada pesta demokrasi 2004, 2009 dan 2014. Maksud hati mengatakan semakin melek politik berbanding terbalik dengan kematangan jiwa politik.

Tragis binti miris, generasi medsos yang berpengalaman menggunakan hak pilihnya di pemilu semasa Orde Baru, bukannya tak terpapar proses pembodohan diri.

Tiadanya panutan secara politis. Sistem perpolitikan pun kurang menyejukan. Serta deretan aksi praktik KKN terutama tipikor, menjadi pemacu dan pemicu gerah bangsa.

Hebatnya lagi, perusahan partai politik skala ruma tangga maupun multinasional, semakin buta mata berebut pasar pemilih. Pilihan utama nyaris seragam. Menggunakan kemanfaatan TIK atau internet untuk modus operandi pemasaran asas politiknya.

Tahun politik atau akhir periode 2014-2019 tensi, rasa curuga, aroma irama syahwat politik penguasa kian liar. Konsilidasi ke dalam menambah rasa tak percaya diri. Berbagi kursi. Semakin banyak parpol atau oknum pendukung, kursi terbatas.

Agaknya, antar generasi medsos dibiarkan tarung bebas. Sedikit dikasih umpan kata, langsung digoreng. Menjadi senjata untuk membodohi diri sendiri. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar