Halaman

Selasa, 18 Desember 2018

olok-olok politik, awal bobrok dan borok moral bangsa


olok-olok politik, awal bobrok dan borok moral bangsa

Adalah anak bangsa pribumi yang kehilangan jati diri sejak dini. Bukannya terbelakang mental. Bisa-bisa kadar otak di atas rata-rata zonasi sekolah atau bahkan PTN. Bisa jadi karena gemblengan mental Pancasila hanya syarat lulus.

Larangan tertulis oleh Polisi agar jangan mengeluarkan ujaran kebencian. Diterjemahkan oleh gubernur DKI saat itu dengan penistaan agama. Jasa TIK semakin membulatkan tekad olok-olok politik.

Mau tak mau, periode 2019-2024, PR besar bangsa adalah merehabilitasi moral manta pengguna aktif olok-olok politik. Pasiennya bisa sampai tingkat mantan presiden dan atau mantan wakil presiden. Revolusi mental yang sebenarnya akan benar-benar terjadi. Abaikan.

Moral bangsa dibangkitkan bukan mulai dari nol. Mulai minus, di bawah nol. Cara murah dan mudah. Asingkan ke pulau terluar, terpencil, terkucil. Bekali mereka dengan ilmu politik. Agar mampu mendirikan partai politik khusus anak bangsa berkebutuhan khusus.

Dominasi kawanan loyalis penguasa menjadi pasien, wajar. Saatnya Indonesia ganti kulit.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar