olok-olok politik, awal
bobrok dan borok moral bangsa
Adalah anak bangsa pribumi yang kehilangan jati diri sejak dini. Bukannya terbelakang
mental. Bisa-bisa kadar otak di atas rata-rata zonasi sekolah atau bahkan PTN. Bisa
jadi karena gemblengan mental Pancasila hanya syarat lulus.
Larangan tertulis oleh Polisi agar jangan mengeluarkan ujaran kebencian. Diterjemahkan
oleh gubernur DKI saat itu dengan penistaan agama. Jasa TIK semakin membulatkan
tekad olok-olok politik.
Mau tak mau, periode 2019-2024, PR besar bangsa adalah merehabilitasi moral
manta pengguna aktif olok-olok politik. Pasiennya bisa sampai tingkat mantan
presiden dan atau mantan wakil presiden. Revolusi mental yang sebenarnya akan
benar-benar terjadi. Abaikan.
Moral bangsa dibangkitkan bukan mulai dari nol. Mulai minus, di bawah nol. Cara
murah dan mudah. Asingkan ke pulau terluar, terpencil, terkucil. Bekali mereka
dengan ilmu politik. Agar mampu mendirikan partai politik khusus anak bangsa
berkebutuhan khusus.
Dominasi kawanan loyalis penguasa menjadi pasien, wajar. Saatnya Indonesia
ganti kulit.[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar