Halaman

Kamis, 01 Desember 2022

makna pertama kali melintas di pikiran

makna pertama kali melintas di pikiran

Doeloe, jika ada orang di sekitar kita  diyakini  ‘buang gas’. Serta merta khalayak tutup hidung. Tahu siapa yang lewat dari aroma bau badan ybs. Apesnya, yang tercium bau apek. Paling menyesakkan jika bau mulut lawan bicara tanpa tatap muka. Berarti  bau mulut sendiri. Banyak cakap, kuping suka kaget dengar suara ‘aneh’. Ternyata dari mulut sendiri. Mampu menangkap getaran kata hati. Pura-pura budek.

Zaman berbasis literasi anarkis berkebangsaan. Belum eksis, diperhitungkan jika aksi gerakan buka mulut belum menimbulkan kerusakan. Anak batita menjadi pengguna aktif gawai, gadget sejak dini. Sejak dalam kandungan.

Walau ada seribu petugas partai siap bela simbol partai politik. Nusantara selaku penonton aktif sibuk menyaksikan transformasi global yang terukur. Bagaimana kemanfaatan teknologi yang digerakkan oleh data dan informasi.  Transformasi terbukti memiliki jasa besar membolak-balikkan fakta sejarah.

Antara komik, buku stensilan sampai pegelaran wayang kulit terlebih wayang orang. Tergantung sang kreator yang tidak harus jadi orator. Langsung melonjak ke zaman wayang tanpa lakon. Ki dalang siap ujaran dan ajaran, pegangan hidup makhluk penyuka berhala reformasi 3K (kaya, kuasa, kuat). Siapa saja bisa menjadi apa saja. Pihak mana saja bisa dijadikan korban politik tak berbentuk. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar