Halaman

Minggu, 11 Desember 2022

libas tuntas sebelum tunas

libas tuntas sebelum tunas 

Dewi rimba pertiwiwati diyakini bak dewi keadilan. Soal bawa neraca, dacin, timbangan. Sejarah luput bukti. Dampak yang dirasakan, keadilan berdasarkan asas neraca, mana yang lebih berat timbangannya. Beda pasal dengan ‘dewa belantara’, lebih dikenal tenar memakai gada atau alat pemukul yang memang besar. Beratnya saja, menurut penafsiran BPS, melebihi BB ybs.

Entah pasal mana yang layak diduga dilanggar atau pihakan yang berperkara. Kedua mata sang dewi tertutup sehelai kain. Maksudnya. Lebih mengandalkan pendengaran. Pihak yang lebih ahli berujar, lihai bersilat lidah, piawai memutarbalikkan fakta. Kampiun bermain watak. Maka atas nama keadilan tanpa hitung cepat. Pasti akan keluar sebagai juara umum.

Idealistis dari sila-sila ideologi nasional mampu memberikan angin surga bagi masyarakat sesuai rahian kebangsaan. Bahwa super-ideologi nusantara berbasis asas “semua bisa diatur” secara seksama. Prakteknya melalui norma politik  (kalau ada) yang dinamis, fluktuatif maupun tarik-ulur adu kuat. Realita yang  realistis diselesaikan dengan keterbukaan ideologi negara.

Diskriminasi subv ersi gender beririsan dengan adab berusantara. Perempuan dan anak perempuan seolah terbebani beban paling berat akibat ketidaksetaraan, ketidakseimbangan modus politik. Praktek éksploitasi perempuan lewat  jalur ganda politik. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar