Halaman

Minggu, 25 Desember 2022

jemput paksa bakalan kaping wolu, ketimbang

jemput paksa bakalan kaping wolu, ketimbang 

Belanda masih jauh. Tahu-tahu garam dapur produk asing, tapi serba guna. Perlakuan sama, hasil belum tentu sama. Pastilah. Beda waktu. Walau dilakukan tiap hari, rutin, tipikal. Hasil mungkin secara tolok ukur tertentu sama. Padahal hakikatnya tidak sama. Pakai dalil keutamaan manusia. Manusia dan atau orang, selalu berupaya, berusaha, berikhtiar, memperbaiki niat dan meningkatkan hasil.Wajib berproses sesuai perjalanan waktu. Soal hasil akhir, perolehan, raihan menjadi hak prerogatif Allah SWT.

Bangsa Indonesia bersyukur. Mendidik anak ada payung hukumnya. Kondisi ini memperkuat adab mendidik anak sesuai agama Islam. Wajib  belajar semakin berdaya guna dan berhasil jika ditunjang peran aktif orang tua dan keluarga. Tradisi keilmuan bukan barang langka. Yang langka atau malah semakin kian langka adalah pendidikan politik.

Mengukur indeks modal sosial yang berkaitan dengan sadar politik tanpa menjadi anggota kawan partai.

Pasca agresi covid-19 jelang 2024, balik modal vs normal akal.  Momentum atau saat yang tepat, bak penyesalanan susulan yang datangnya belakangan. Jatuh berkali-kali, ke sekian kali memang harus bangkit. Seolah jatuh-bangun menjadi kejadian wajar, alami, lumrah. Menimpa siapa saja tanpa pandang gender, silsilah maupun ketinggian tempat kedudukan. Selaku pelaku aktif melakukan menu harian berbasis keterkaitan ke belakang maupun keterkaitan ke depan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar