jemput paksa bakalan kaping wolu, ketimbang
Belanda masih jauh. Tahu-tahu garam dapur produk asing, tapi serba guna. Perlakuan sama, hasil belum
tentu sama. Pastilah. Beda waktu. Walau dilakukan tiap hari, rutin, tipikal.
Hasil mungkin secara tolok ukur tertentu sama. Padahal hakikatnya tidak sama.
Pakai dalil keutamaan manusia. Manusia dan atau orang, selalu berupaya,
berusaha, berikhtiar, memperbaiki niat dan meningkatkan hasil.Wajib berproses
sesuai perjalanan waktu. Soal hasil akhir, perolehan, raihan menjadi hak
prerogatif Allah SWT.
Bangsa Indonesia bersyukur. Mendidik anak ada payung hukumnya. Kondisi ini memperkuat
adab mendidik anak sesuai agama Islam. Wajib
belajar semakin berdaya guna dan berhasil jika ditunjang peran aktif
orang tua dan keluarga. Tradisi keilmuan bukan barang langka. Yang langka atau malah semakin
kian langka adalah pendidikan politik.
Mengukur indeks modal sosial yang berkaitan dengan sadar politik tanpa
menjadi anggota kawan partai.
Pasca agresi covid-19 jelang 2024,
balik modal vs normal akal. Momentum
atau saat yang tepat, bak penyesalanan susulan
yang datangnya belakangan. Jatuh berkali-kali, ke sekian kali memang harus
bangkit. Seolah jatuh-bangun menjadi
kejadian wajar, alami, lumrah. Menimpa siapa saja tanpa pandang gender,
silsilah maupun ketinggian tempat
kedudukan. Selaku pelaku aktif melakukan menu harian berbasis keterkaitan ke
belakang maupun keterkaitan ke depan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar