9 dari 10 generasi nusantara, terindikasi
Tidak ada hubungan diplomatik
dengan angka harapan hidup. Pasti akan kembali ke langgam standar seloroh dari pandangan hidup sampai susah hidup. Langkah panjang untuk
mewujudkan wujudan perubahan kehidupan dan penghidupan antar generasi
sudah digulirkan sejak lama.
Ketahanan sosial generasi selaku
makhhluk sosial, ternyata tetap rawan-rentan-riskan dari sentuhan ringan
peradaban eksternal, global. Padahal, konsekuensi logis beradab. Bahkan kebijakan
politik pemerintah pada tataran tertentu menjadi modus
pembiaran konflik sosial.
Solidaritas sosial generasi karena hidup bersama antar manusia
dalam masyarakat, tanpa tatap muka, identik
dengan akumulasi kualitas hidup mandiri.
Kemungkinan paling mungkin,
sinyalemen kelangkaan manusia seutuhnya di kalangan generasi nyata benar. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar