kentut pun diatur oleh UU suara bawah
Kehidupan bernusantara, rawan-rentan-riskan dari intevensi
pihak luar. Ketahanan daya bangsa anak pribumi,
tak seperti daya teror ke tetangga sebelah. Bahkan berbanding terbalik. Asas berbalas
pantun tidak berlaku.
Tukang tebar, tabur berita fasik. Jika
diingatkan ini bumi Pancasila. Malah balik gugat ke pengadilan. Tuntut balik pakai
pasal berlapis: pencemaran nama baik, perbuatan tidak menyenangkan, melecehkan
martabat mulut yang bebas berujar apapun.
Suara akar rumput, suara rakyat tapak
tanah, suara rakyat papan bawah, kata hati
wong cilik yang bertentangan dengan garis
kebijakan penguasa. Pakai pasal tersirat untuk menjerat. Tindak aksi prévéntif, proaktif, antisipatif
penguasa lebih bergaya libas sebelum tunas. Libas tuntas tanpa ampas.
Teguran lisan seperti memberi angin. Jeweran ringan terkesan
ringan tangan. Kilah penguasa.
Rakyat déhém, batuk-batuk kecil, cekakak-cekikik sudah layak
diduga ada apa, pratanda.[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar