Halaman

Senin, 05 Desember 2022

kontrovérsi kaping pitu, petugas partai vs petugas partai

kontrovérsi kaping pitu, petugas partai vs petugas partai 

Dua kejadian yang bertolak belakang, dua pihak yang beda kepentingan berada pada  waktu  dan tempat yang sama. Terjadi pada angkot, bis kota dan sejenisnya. Riwayat lebih rinci pada pengguna angkot. Masa jaya-jayanya angkot sebelum terdesak oleh gojek, grabcar. Termasuk raja jalanan, ngetem bebas macet.

Transaksi tanpa ikatan moral antara sopir dengan penumpang. Kalau belum penuh  sesuai pola duduk 4  -  6,  angkot belum bergerak. Penumpang teriak uber waktu. Sopir santai atau kebut-kebutan uber setoran. Terlebih jika penumpang harus ganti angkutan untuk bisa sampai tujuan. Dari angkot alih lanjut ke bis kota. Bisa-bisa diawali atau diakhiri naik ojek. Lengkap sudah perjalanan tua di jalan.  

Kejadian nyata, interaksi antara kepala negara dengan rakyat. Kendati tidak ada model sopir tembak, sopir cadangan, sopir dadakan. Pilihan kendaran politik, adanya cuma itu. Pemilik angkot  atau  anaknya yang nyopiri lebih peduli nasib penumpang.

Bisnis jalanan memang keras. Pemasukan dihitung per bulan hanya 28-29 hari.  Sisanya jatah atau hak penguasa jalan. Filosofi sopir, roda obah Rp nambah. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar