pecundang mbokdé mukiyo, dudu penyundang
Semboyan pro-rakyat semakin membuktikan fakta sebaliknya. Rakyat bisa dan
biasa dimarginalkan demi kepentingan penguasa. Di lokasi yang seolah tak
bertuan atau yang mana dimana pengusaha menjadi penguasa setempat. Hukum rimba berlaku total kopral.
Bersaing atau bersinergi dengan pemerintah bayangan ala dinasti politik.
Bisa terjadi di ibu kota negara.
Tata kehidupan yang aman, nyaman, mapan, malah dicurigai. Jangan-jangan ada
gerakan senyap anti-kemapanan subversi Orde Baru. Orang berkumpul sarungan
karena dingin, layak diwaspadai. Arisan emak-emak berkerudung, berjilbab lintas RW, disinyalir akan
membuka rahasia dapur tetangga. Gerakan aksi komunitas massa dengan
identitas koko plus kopiah, layak diduga ada dalangnya.
Rangsangan politik oleh mesin partai yang menghalalkan segala modus. Rakyat
terlatih dengan aroma irama politik makan di tempat, politik sekalai
pakai. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar