identitas politik jajan satai ketimbang pelihara demokrasi
Beda jauh walau tetap ada ikatan moral
kebangsaan dengan doyan nangkané nanging ogah kena getahé. Keluarga petani pangan
seolah identik kecukupan pangan. Patokan othak-athik ma(n)thuk, luas panen padi
vs produk padi dan beras.
Pelaku, pemain politik sudah tidak bisa membedakan mana
kanan, mana kiri. Semakin berkubang dengan
lumpur kekuasaan, tidak pandang gender. Semakin tidak bisa membedakan mana
atas, mana bawah. Semakin berpesta di atas penderitaan rakyat, kawanan
parpolis penyelenggara negera semakin gemar berfoya-foya.
Jalan santai mbokdé mukiyo, dudu jajan satai. Ingat
jargon politik “rakyat punya keringat, pejabat punya martabat”. Seolah
rakyat sudah tak berhak setetes pun untuk meneteskan air mata. Wajib peras peluh keringat demi tanah
air. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar