moratorium pilpres 2024 nggawé morat-marit
Penguasa sengaja melempar isu
negatif: politik identitas, polarisasi, tiga periode agar rakyat saling curiga. Setiap penguasa
punya “tukang pukul”. Kian jelas pihakan pengorbit pemimpin nasional maupun pencetak regenerasi. Tirani minoritas tetap eksis unjuk
gigi. Sigap main libas dengan segala gaya
dan metode. Perkuatan
negara (alat penegak) hukum subversi nusantara.
Formulasi, formasi, format “alat negara pegang negara” sepertinya
terjadi di negara-negara pra-berkembang.
Dirasa tetap mustajab karena menginspirasi muslihat berlapis penguasa. Pasca
melungsurkan keprabon. Lenyap
balik nama. Operasi plastik perwajahan, permukaan.
Penjasa nusatara yang belum kebagian kursi. Berharap
kursi tiban dan dudukan dadakan. Kebelet
ngebet nyenglak kursi kaping wolu. Selama ini rakyat hanya terpaku
pada sosok tokoh rekaan media massa arus alternafif. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar