éksploitasi perempuan lewat jalur ganda politik
Krama inggil judul adalah menghadirkan kepentingan
Perempuan dalam representasi panggung politik nusantara. Dinamika adab bernusantara
membuka peluang pasar
lokal. Korelasi antara perspektif peran
ganda wanita dan kebijakan ideologis, tergantung sentimen. Peran aktif perempuan
di panggung politik, punya resiko
mewujudkan kontribusi dimensi kemanfaatan bagi perempuan dan habitatnya
sendiri.
Puncak karier perempuan parlemen bahkan
di pucuk pimpinan, masih di bawah standar pelayanan minimal. Tapi merasa suskes
dengan pelayanan prima. Karier perempuan politik di eksekutif, tergantung rekam jejak.
Pola interaksi, relasi
sawang sinawang. Memang daya peduli-peka-tanggap orang menilai sesama. Hanya
sebatas ucap “kasihan”. Komen dari pihak yang merasa bisa, malah menghina lewat
ujaran “ngono waé ora isa”.
Satu fakta yang tak terjangkau oleh sistem saraf dan syahwat
politik. Sederhana saja. Bahwasanya kawan
sepermainan di sebuah partai politik, akan lebih mégatéga ketimbang modus lawan
politik. Terlihat awal pada cara bagi-bagi kursi legislatif. Lanjut ke
sistem jatah kursi pembantu presiden. Sampai internal kader yang layak nyapres.
[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar