Halaman

Minggu, 11 Desember 2022

éksploitasi perempuan lewat jalur ganda politik

éksploitasi perempuan lewat jalur ganda politik 

Krama inggil judul adalah menghadirkan kepentingan Perempuan dalam representasi panggung politik nusantara. Dinamika adab bernusantara membuka peluang pasar lokal. Korelasi antara perspektif peran ganda wanita dan kebijakan ideologis, tergantung sentimen. Peran aktif perempuan di panggung politik,  punya resiko mewujudkan kontribusi dimensi kemanfaatan bagi perempuan dan habitatnya sendiri.

Puncak karier perempuan parlemen bahkan di pucuk pimpinan, masih di bawah standar pelayanan minimal. Tapi merasa suskes dengan pelayanan prima. Karier perempuan politik di eksekutif, tergantung  rekam jejak.

 Pola interaksi, relasi sawang sinawang. Memang daya peduli-peka-tanggap orang menilai sesama. Hanya sebatas ucap “kasihan”. Komen dari pihak yang merasa bisa, malah menghina lewat ujaran “ngono waé ora isa”.

Satu fakta yang tak terjangkau oleh sistem saraf dan syahwat politik. Sederhana saja. Bahwasanya kawan sepermainan di sebuah partai politik, akan lebih mégatéga ketimbang modus lawan politik. Terlihat awal pada cara bagi-bagi kursi legislatif. Lanjut ke sistem jatah kursi pembantu presiden. Sampai internal kader yang layak nyapres.  [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar