yo bèn, aku pancèn . . .
Bersyukur jika tanpa
diharap atau diminta, ada yang ikhlas mengingatkan diri kita. Model mengkritisi
gaya tampilan atau pasal sesubtansial, seesensial dengan aspek masukan. Meringankan
beban untuk mawas diri, muhasabah, introspeksi
ke dalam, hisab kinerja diri, evaluas diri sejak dini, cek status diri. Kita
manusia tidak akan mampu membaca “siapa aku”. Susah untuk ukur baju sendiri
secara rasional.
Emosi teruji total. Jika yang memberi masukan secara perakalan seolah tidak
berhak. Tidak punya akal untuk menilai orang lain. Abaikan. Jangan sedikit-sedikit
HAM. Jauh dari makna pasal penghinaan, pencemaran nama baik.
Sekali lagi, bersyukur.
Pemerhati niat meluruskan hati kita yang sedang bengkok. Katimbang nanti di pengadilan
akhirat kita menerima catatan amal, rapor kelakuan di dunia dengan tangan kiri.
[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar