Halaman

Jumat, 16 Desember 2022

ujaran bebas mengéksploitasi penyakit hati

ujaran bebas mengéksploitasi penyakit hati 

Dari berbagai artikel, merujuk ke satu rujukan yaitu:

Hasan Muhammad AS-Syarqawi pada kitabnya Nahw ‘Ilmiah Nafsi,[3] membagi penyakit hati dalam sembilan bagian, yaitu: pamer (riya’), murka (al-ghadhab), lalai serta lupa (al-ghaflah wan nisyah), was-was (al-was-wasah), frustrasi (al-ya’s), rakus (tama’), terperdaya (al-ghurur), sombong (al-ujub), dengki serta iri hati (al-hasd wal hiqd).

 Tepat asumsi pemirsa. Narasi berikut untuk khalayak umum dan berlaku untuk semua kelompok umur. Dirasa tulisan tidak ada apa-apanya. Nyaris hampa hambar tanpa rasa. Sesuai dengan acak-mengacak fakta kasat mata. Bagaimana manusia  memperagakan, mengekspresikan, membahasatubuhkan eksistensi diri  yang tak lapuk dimakan “penyakit hati”.

Ikhwal lain, lebih dari tiga tahun yang silam hal ikat-kait-kiat sudah tercetak. Tepat tanggal date modified 12/9/20019 6:17 AM.  servis politik plus-minus, bahasa tubuh vs ekspresi wajah”.  Abaikan definsinya, kata ahli atau model baku. Tampang kriminal bukan jaminan kandungan hati. Jiwa tak identik dengan perawakan, postur, raut tubuh. Lagak garang, saat tampil di panggung, muncul suara keibu-ibuan.

Cerminan jiwa religi maupun adab diri bersifat alami. Bangun tidur atau gaya spontan, refleks sebagai daya hati. Bukan berarti yang ‘sumbu pendek’ saja yang mampu jujur, apa adanya vs adanya apa, tanpa sempat merekayasa masukan. Semua ini sifatnya pribadi dengan kepribadian yang masih utuh, murni, belum terkontaminasi. Daya tangkal religi mampu menapis dan menepis serbuan.

Tanpa pola banding-sanding-tanding dengan kepala pihak kamar sebelah. Jelas karakter polesan, tempelan, sepuhan. Kendati masih karoseri dan komponen lokal. Kalau vermak, operasi plastik sebatas wajar komersial. Kepalanya saja begitu, maka bentuk badan, postur, struktur tubuh secara anatomis tak beda jauh.

Budaya berbahasa yang benar sesuai  tatabahasa, baik sesuai tatakrama maupun bagus sesuai tataselera, betul sesuai tatabuku. Diaduk-aduk, diacak-acak, dibolak-balik. Kecanduan, ketagihan gawai, gadget melanda anak masih di kandungan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar