fakta kasat mata vs opini sesat jiwa
Opini, oposan, oplosan, opo-opo
doyan menjadi deret ukur literasi anarkis bersubsidi, bersertifikat digital. Opo manèh tinggal ngemplok. Ideologi kulak warta,
angon ulat (memperhatikan tingkah orang lain).
Berlaku rumus politik abal-abal: kian jauh dari akar rumput
berbanding lurus dengan alérgi, antipati, apriori sila-sila dasar
negara.
Akhirnya walau belum berakhr. Anak bangsa berketurunan cinta tanah-air, sukabumi,
injak-injak bumi menjadi kian gagap tanggap ‘bocoran,
bisikan berita dari langit’. Bumi bergoyang sigap tanggap wajar, alami, lumrah, hanya sekedar fenomena
alam.
Anggaran bencana alam, bukti anitsipasi, proaktif penguasa pusat maupun daerah. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar