kaki tak percaya akan ketulusan tangan
Masih dalam proses perenungan, peranganan maupun pertimbangan
yuridis religius. Terbersit, jangan-jangan masuk masuk kategori pendurhaka. Hikayat
si Malin Kundang anak durhaka, cukup sekian.
Betapa kaum pendurhaka mendustakan “masa
depannya masa depan manusia”. Kehidupan setelah kematian. Kiamat kecil berupa bencana alam, pratanda masih eksisnya kaum
pendurhaka, kaum pendusta.
Skala individu. Sinergikan jiwa-raga,
lahir-batin, jasmani-rohani. Beda kontribusi
semata mendukung fitrah manusia. Bukan untuk saling adu unggul, pamer jasa. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar