satu laku buruk manusia, akan dikenang dan jadi peringatan
Saat peribahasa, pepatah “karena nila setitik, rusak susu
sebelanga”
diangkat resmi. Tidak terpikirkan akan ada dékadénsi
secara masif, massal. Saatnya kelak
manusia akan melihat sendiri hasil perbuatan mereka, baik ataupun buruk,
meskipun sebesar dzarrah.
Kemampuan manusia untuk mendeteksi penyakit hati pihak lain sejak dini.
Sejalan dengan pasal “gajah di pelupuk mata tidak tampak, kuman di seberang lautan
tampak“.
Kilas balik arah ke judul ”karena nilai sebuah kursi, rusak
sebuah bangsa”.
Status produk 3/12/2020 8:06 AM. Bukan pepatah
atau fakta sejarah yang aktual. Bukan kejadian di dunia pewayangan nusantara
maupun saduran
dari negara paling bersahabat. Bukan kejadian di masa depan akibat zaman
sekarang yang serba bebas berpolitik.
Fakta di balik fakta, dibunyikan lewat tajuk “karena
nila sekoalisi, apadaya susu senusantara”. Edisi 9/10/2019 12:50PM. Babakan kehidupan bermasyarakat bukannya tak ada
keterkaitan dengan perkehidupan berbangsa dan
bernegara. Keluarga besar hidup bersama di
belanga raksasa bernama nusantara. Efek domino negara multipartai terasa nyata. Ternyata adonan
Pancasila hanya beredar di dasar belanga. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar