Halaman

Kamis, 01 Desember 2022

adab berkedirian beririsan dengan adat siapa aku

adab berkedirian beririsan dengan adat siapa aku 

Selama ybs masih bisa berdiri di atas kaki sendiri, berpijak di tanah sendiri. Wujudan nasionalisme, bela negara, kawal bangsa, cinta tanah air, jaga ibu pertiwi. Banyak teman senasib ditanggung sendiri-sendiri. Belum-belum sudah tepuk dada. Lupa status diri. Merasa dunia selebar daun kelor, dalam genggaman pihak berwajib. Pihak berseberangan di seberang laut tampak lebih ranum.

Karena panggilan tugas. Terpaksa hengkang dari lokasi teritorial kebangsaan. Mirip model bedol desa. Bedanya, daerah asal, tempat kelahiran “lenyap” dari peta bumi nusantara. Dialihtugaskan secara masal  memanfaatkan fungsi utama tol laut. Negeri ini  negeri bahari. Berdendang riang, berlagu “nenek  moyangku seorang pelaut   .    .    .  “.

Penumpang kapal bertolak belakang dengan bahtera nabi Nuh as. Negeri Pancasila tidak menampung  kawanan LGBT subversi nusantara. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar