Halaman

Rabu, 04 Agustus 2021

tahu bukan dari kata "katanya"

tahu bukan dari kata "katanya"

 Pembuka selaku pemanasan hati, sebut paribasan yang mempertentangkan dua kondisi “kulak warta adol prungon”. Maksud arti pas “beli berita jual pendengaran”. Sekarang, efek karambol, efek domino laju kemajuan teknologi informasi dan komunikasi – macam media sosial anti-sosial – melampaui norma plus adab bermanusia.

  Generasi tanpa zaman, modal berita ecek-ecek, digoreng langsung diobral. Merasa berkontribusi besar buat penguasa. Balas jasa penguasa berupa dukungan moril, memfasilitasi aksi 24 jam penista diri, pendengung, pendengki. Bela jaga kawal martabat pantat junjungannya. Jangan sampai korban iseng main colek. 

Runyam bangsa jika manipulasi berita sudah tangan kesekian. Vermak sana-sini. Wujud asli sudah pudar. Berita ber-rantai. Dari mulut ke mulut mengalami penyesuaian. Pihak pelanjut bentukan kebijakan malah merasa selaku penemu, mengaku yang mendirikan, yang menetapkan. Wong édan ojo diladéni. Yèn dikulaki fakta, malah mbanyaki. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar