mentas mantes, aja gur mung macak waé
Padahal filosofi njawani bagi kaum hawa, adalah jangan sekedar 3M (macak, manak, masak). Tetap jadi syarat sebagai wanita karier, ibu rumah tangga. Sekedar dalil banding-sanding-tanding, simak “opor-opor bèbèk mentas awaké dhèwèk”. Maksudan peribahasa Jawa sebagai cermin Watak, Sifat, dan Perilaku manusia Jawa, adalah wong yang sukses dari usahanya sendiri. Bukan sukses tiban.
Seperti kita pahami secara awam. Bebasan Jawa punya kandungan makna kosok balèn, berlapis. Tidak sekedar harfiah, tersurat plus tersirat. Ingat guyon parikeno. Yang disindir tidak merasa. Pakai pola berikut “mbegegeg mutho waton”: berdiri kaku, ketakutan, berdiri tegap. Subversi lain “ambaguguk ngutawaton”. Alias tegak seperti benteng batu.
Foto emak-emak tanpa ekspresi berjiwa. Sepertinya ketakutan ketahuan modalnya. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar