simbol émbrio demokrasi subversi nusantara
Efektivitas paham nasakom produk unggulan Orde Lama, berlanjut asas luber (lubangi beringin) daripada pesta demokrasi rezim militer-politik Orde Baru. Masuk babakan bergulirnya reformasi muli dari puncak 21 Mei 1998. Anak bangsa bumiputra berketurunan, sibuk asyik belajar mendirikan partai politik sekaligus praktek rakyat coblos langsung pemilu dan pilpres maupun pilkada serentak.
Energi positif politik manusia politik tergerus hingga kurus sekedar urus keterpaduan parpol dengan daripada pesta demokrasi. Prolegnas diprioritaskan menjaga stabilitas trias politika hingga sampai pada akhir kontrak politik lima tahunan.
Padahal “Moral Demokrasi Ditentukan Suara Terbanyak”, fokus publik date modified 1/11/2018 6;26 AM.
Sistem demokrasi seperti mendukung modus, rekayasa, skenario apapun yang dipraktikkan parpol agar tetap eksis antar pemilu. Pola rekrutmen tergantung permintaan pasar, ketersediaan SDM di jalanan. Pasar tradisonal, pasr kaget tidak masuk hitungan. Platform, haluan bebas haluan parpol yang bebas aktif, kian membuka peluang kepada siapa saja yang merasa mampu untuk ‘kepadamu parpol kami mengabdi’.
Piramida struktur kekuasaan, semakin runcing. Semakin runcing, akhirnya struktur puncak menjadi rentan, riskan, rawan. Namanya politik, yang haram asal konstitusional, tidak bisa dipidanakan. Yang tak masuk akal, namun sesuai kamus politik, menjadi lagu wajib. Semua kejadian ini berlangsung di rezim petugas partai, pesuruh binaan partai berkebutuhan khusus. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar