sesekalinya merdeka, langsung
Bukan ungkapan, kiasan atau fakta jalanan. Demokrasi nusantara tidak jauh-jauh dari pagelaran adu kuat antar pihak beda akal sehat. Diluar skenario kebangsaan tanpa babak. Terjadilah seleksi alami, kodrati, manusiawi “siapa yang bukan siapa-siapa ini”.
Gaya orator BK tereduksi hingga kini mampu mencetak generasi ahli literasi digital. Relawan tenaga politik merasa berjasa kumpulkan suara pemilih sang penguasa. Kebangeten banget kalau cuma dapat balikan sertifikat atau cinderamata tanda rasa terima kasih negara.
Setiap presiden anyar menawarkan makna merdeka sesuai timbal balik biaya politik, ongkos pesta demokrasi, anggaran demokrasi plus efek tak terduga, efek non-budgeter. Wiracarita negara hukum semata untuk menambah pamor. Pakai dalil hukum rimba belantara nusantara. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar