Halaman

Rabu, 18 Agustus 2021

dungu boleh dungu, asal jangan di baliho capres

 dungu boleh dungu, asal jangan di baliho capres

 Bersyukur belum pernah saksikan langsung. Lebih bersyukur jalan di kotaku belum terusik baliho dimaksud. Entah mengapa ketika baliho pertama dipajang. Memang belum belum bisa diambil kesimpulan pasti. Kendati sudah jelas duduk perkara politisnya. Garis lurus, garis lengkung, garis zigzag bisa bebas melewati satu titik secara 3 dimensional.

 Tragedi politik berikutnya, ternyata tidak hanya satu baliho. Muncul entah berapa modus. Tolak bala saat pageblug merambah bumi ibu pertiwi, kata wong njawani. Soal “ora ilok” tidak ada di kamus dan bahasa politik subversi nusantara. Pokoknya, kalau sudah pekok penyok, mau diapakan lagi. diapa-apakan lagi mau. Mirip olok-olok politik picisan, gratisan.

 Syukur, semua anekdot politik abal-abal tadi tidak terjadi di negeri Pancasila. Sadar dasar negara sesuai kontrak politik. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar