wolak-waliking jaman,
kebo nyusu gudèl vs gudèl kesusu dadi kebo
Pasal kejadian perkara memang tak terekam. Bisa
terjadi dimana saja. Menimpa siapa saja, tanpa pandang golongan darah. Saat kejadian bersama 24 jam. Kawanan ahli
pengendus kasus, lebih mudah menggandakan liwat ujaran tulis berbahasa Jawa. Minimal
judulnya.
Sebagai ungakapan bijak di kalangan masyarakat suku
Jawa sampai makna berlapis. Skala nasional dan bahasa nasional, tak terkait
apapun dengan “katak hendak jadi lembu”.
Langsung ke lokasi kejadian perkara yang sebenarnya.
Apakah hanya terjadi di kalangan rakyat yang identik dengan melarat. Apakah menjadi
karakter dasar penduduk yang suka duduk-duduk santai di warteg, warkop.
Hasil rapat dengar pendapat antara wakil rakyat
dengan pihak yang diduga termasuk judul. Hasilnya di luar harapan semua pihak
yang merasa ‘dudu gudèl dudu kebo’.
Tak terkecuali mantan tertinggi petinggi negara,
merasa tersindir hidup-hidup. Tapi mau mengadu kemana, ke siapa. Judul kok waton nyoto. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar