Halaman

Sabtu, 13 Oktober 2018

wolak-waliking jaman, kebo nyusu gudèl vs gudèl kesusu dadi kebo


wolak-waliking jaman, kebo nyusu gudèl vs gudèl kesusu dadi kebo

Pasal kejadian perkara memang tak terekam. Bisa terjadi dimana saja. Menimpa siapa saja, tanpa pandang golongan darah. Saat  kejadian bersama 24 jam. Kawanan ahli pengendus kasus, lebih mudah menggandakan liwat ujaran tulis berbahasa Jawa. Minimal judulnya.

Sebagai ungakapan bijak di kalangan masyarakat suku Jawa sampai makna berlapis. Skala nasional dan bahasa nasional, tak terkait apapun dengan “katak hendak jadi lembu”.

Langsung ke lokasi kejadian perkara yang sebenarnya. Apakah hanya terjadi di kalangan rakyat yang identik dengan melarat. Apakah menjadi karakter dasar penduduk yang suka duduk-duduk santai di warteg, warkop.

Hasil rapat dengar pendapat antara wakil rakyat dengan pihak yang diduga termasuk judul. Hasilnya di luar harapan semua pihak yang merasa ‘dudu gudèl dudu kebo’.

Tak terkecuali mantan tertinggi petinggi negara, merasa tersindir hidup-hidup. Tapi mau mengadu kemana, ke siapa. Judul kok waton nyoto. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar