mentalitas
pemuda Nusantara, ujung jari vs ujung lidah
Manfaat
telinga kita, sudah berfungsi sejak dalam kandungan. Bukan salah bunda
mengandung jika anak manusia pribumi lebih ahli, lampau lihai menggunakan
matanya. Mata untuk melihat, membaca tulisan buatan manusia dan tulisan alam.
Sudah berjodoh
agaknya. Industri yang memanjakan mata melaju pesat melampaui peradaban umat
manusia. Kejadian di belahan dunia sisi lain, bisa langsung dinikmati. Alat penikmat
bisa dikantongi. Duduk santai dalam genggaman tangan tidak hanya nikmat
visualisasi komplit dan plus, plus, plus. Literasi digital menjadi menu utama,
yang tak perlu otak untuk kunyah dan cerna.
Peribahasa,
pepatah, seloka, kata bijak bahkan ayat suci sudah mengingatkan bahaya lidah
dan tangan. Kondisi 2014-2019 mata kita sudah terjajah oleh syahwat dunia.
Bonus demografi
diimbangi dengan generasi Nusantara yang busuk sebelum matang. Jam sibuk
disibuki dengan perang kata liwat media sosial. Semakin bertulis kata semakin
pamer bego.
Tak ada beda
antara kawanan yang sarat makan bangku dengan kelompok yang sekolah alam di
jalanan. Bertemu di satu wadah untuk unjuk kata. Ini saja, kalau kelebihan muatan
akan memancing fitnah dunia. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar