Halaman

Senin, 29 Oktober 2018

mentalitas pemuda Nusantara, ujung jari vs ujung lidah


mentalitas pemuda Nusantara, ujung jari vs ujung lidah

Manfaat telinga kita, sudah berfungsi sejak dalam kandungan. Bukan salah bunda mengandung jika anak manusia pribumi lebih ahli, lampau lihai menggunakan matanya. Mata untuk melihat, membaca tulisan buatan manusia dan tulisan alam.

Sudah berjodoh agaknya. Industri yang memanjakan mata melaju pesat melampaui peradaban umat manusia. Kejadian di belahan dunia sisi lain, bisa langsung dinikmati. Alat penikmat bisa dikantongi. Duduk santai dalam genggaman tangan tidak hanya nikmat visualisasi komplit dan plus, plus, plus. Literasi digital menjadi menu utama, yang tak perlu otak untuk kunyah dan cerna.

Peribahasa, pepatah, seloka, kata bijak bahkan ayat suci sudah mengingatkan bahaya lidah dan tangan. Kondisi 2014-2019 mata kita sudah terjajah oleh syahwat dunia.

Bonus demografi diimbangi dengan generasi Nusantara yang busuk sebelum matang. Jam sibuk disibuki dengan perang kata liwat media sosial. Semakin bertulis kata semakin pamer bego.

Tak ada beda antara kawanan yang sarat makan bangku dengan kelompok yang sekolah alam di jalanan. Bertemu di satu wadah untuk unjuk kata. Ini saja, kalau kelebihan muatan akan memancing fitnah dunia. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar