masygulnya
sang petugas partai pratanda labil jiwa
Kebetulan tanpa sengaja dan rekayasa. Niat memirsani acara layar kaca. TV swasta pada waktu yang sama menampilkan acara yag tak
jauh beda. Berupa hiburan yang tak mentertawakan. Macam Indonesia Lawak Club. Geser
ke adegan lucu-lucu. Malah menemukan adegan yang mana dimana bintang tamu, nara
sumber mirip presiden sebuah negara tetangganya tetangga.
Tampak jelas ybs berbusana warna putih. Mengingatkan dirinya agar
berperilaku bak golput. Agartak bosan, dalam hitungan kata yang meluncur,
cepar-cepat ganti atraksi lain. Pelawak apkiran. Tak terkait sentimen jender. Memakai
pola lama, melawak sendiri tertawa sendiri. Komplit.
Kembali ke pengakuan ybs. Merasa sebagai korban langsung bencana politik
tanpa hak jawab. Difitnah sebagai petugas partai. Maka dari itu, oleh karena
itu masa kampanye direncanakan mulai tanggal 13 Oktober 2018 sampai dengan 13
April 2019. Karena presiden aktif 2014-2019 mencapreskan dirinya. Muncul
kebijakan bahwasanya akibat pertimbangan akal sehat politis, maka masa kampanye
diubah menjadi 24 September 2018 – 13
April 2019. Tidak ada minggu senyap.
Memanjang ke depan masa kampanye, agar tak terjadi curi start secara
konstitusional.
Memang enak mau maju lagi. Siapa takut. Agar tampak kealimannya, tak pikir
apapun langsung gaet oknum ulama bangsa. Pasangan calon alim ulama. Ybs memandang
persoalan bangsa dari sudut pandang logika politik. Lembaga survei tanpa survei
akan terkecoh hiudp-hidup .[HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar