Menari Di atas Korban
Bencana
Penjarahan (toko, konvoi bantuan) saat bencana
tidak hanya menambah duka bangsa. Bisa-bisa sebagai aktualisasi, représéntasi watak bangsa. Penduduk yang tidak terdampak
bencana, alih-alih menjadi relawan, malah memanfaatan kesempatan dalam
kesempitan.
Belajar dari bencana alam. Mulai sigapnya pemerintahan daerah (eksekutif
dan legislatif) yang pro-rakyat atau sekedar kejar kekuasaan. Sampai bagimana
rasa persatuan, persaudaraan (ukhuwah), solidaritas, ikatan teritorial antar
umat.
Wajar jika rakyat saat menghadapai kondisi
eksternal di luar daya tahan, ambang batas akan bertindak di luar akal, berbuat
tanpa nalar, bergerak bebas logika.
Di sisi lain, menyiratkan pembangunan nasional
dan atau daerah tidak hanya mengandalkan atau fokus pembangunan fisik. Pencapaian
target fisik diimbangi dengan prestasi sasaran fungsional yang berkelanjutan. Jargon
lawas: ‘membangun manusia seutuhnya’. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar