Halaman

Kamis, 04 Oktober 2018

Menari Di atas Korban Bencana

Menari Di atas Korban Bencana

Penjarahan (toko, konvoi bantuan) saat bencana tidak hanya menambah duka bangsa. Bisa-bisa sebagai aktualisasi, représéntasi  watak bangsa. Penduduk yang tidak terdampak bencana, alih-alih menjadi relawan, malah memanfaatan kesempatan dalam kesempitan.

Belajar dari bencana alam.  Mulai sigapnya pemerintahan daerah (eksekutif dan legislatif) yang pro-rakyat atau sekedar kejar kekuasaan. Sampai bagimana rasa persatuan, persaudaraan (ukhuwah), solidaritas, ikatan teritorial antar umat.

Wajar jika rakyat saat menghadapai kondisi eksternal di luar daya tahan, ambang batas akan bertindak di luar akal, berbuat tanpa nalar, bergerak bebas logika.

Di sisi lain, menyiratkan pembangunan nasional dan atau daerah tidak hanya mengandalkan atau fokus pembangunan fisik. Pencapaian target fisik diimbangi dengan prestasi sasaran fungsional yang berkelanjutan. Jargon lawas: ‘membangun manusia seutuhnya’. [HN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar