profil generasi pribumi
Nusantara, ahli olok-olok diri sekaligus kolokan
Penyebutan generasi pribumi Nusantara berkonotasi sebagai
anak bangsa pengguna aktif maupun pengguna pasif Teknologi Informasi dan
Komunikasi yang selanjutnya disebut TIK (adalah suatu teknik untuk
mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis,
dan/atau menyebarluaskan informasi).
Mengingat batasan akan sumber daya informatika
adalah sumber daya dalam bentuk perangkat keras, piranti lunak, dan sumber daya
manusia yang terkait dengan teknologi informasi dan komunikasi.
Sejarah mengatakan bahwasanya, pengguna TIK lebih
dominan pada aspek perangkat keras dan piranti lunak. Soal SDM, kebanyakan
memang melek TIK. Tepatnya, sebagai korban kemajuan TIK. Banyak yang belum
waktunya menggunakan. Atau asal bisa mengoperasikan, merasa sudah menjadi
manusia modern.
Peradaban TIK membuat manusia mampu melampaui daya
angan-angannya. Namanya fantasi, jelas sudah melaju. Sedangkan orangnya masih
teronggok di tempat. Orangnya di mana, kicauannya sudah sampai kemana saja. Tak
terikat waktu dan tempat. Mirip modus genderuwo di tanah Jawa.
Sedikit menambah wawasan, simak makna aset tak berwujud (intangible), meliputi pengetahuan, pengalaman,
keahlian, citra, dan reputasi. Mungkin, serba mungkin, kemungkinan besar,
memang mungkin, anak bangsa pengguna TIK melalui jasa media sosial, jauh dari
reputasi dimaksud.
Semua umur, asal tanggannya selalu gatal ingin mengoperasikan
gadget. Percepatan proses berfikir, berpikir menjadikan hemat otak. Contohnya,
pembaca lebih tahu daripada penulis. Sekian. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar